Film Friend Zone (2019), Dua Orang Terjebak Zona Pertemanan

Film Friend Zone (2019)

Film Friend Zone (2019) seperti judulnya berkisah tentag hubungan dua orang yang terjebak di zona pertemanan, adalah sebuah sinema komedi romantis Thailand yang dirilis pada tanggal 14 Februari 2019.

Film Thailand ini merupakan karya layar lebar yang didistribusikan oleh GDH, dengan Chayanop Boonprakob sebagai sutradaranya. Friend Zone (2019) menampilkan Baifern Pimchanok, Naphat Siangsomboon, Jason Young, Shraddha Dangar, dan Rahul Raval sebagai para pemain utamanya.

Satu hal yang menarik dari film-film produksi Gajah Putih adalah kemampuannya dalam menyatukan unsur komedi dalam kisah-kisah romantisnya.

Film Friend Zone (2019) adalah salah satu cerita romantis Thailand yang berhasil memukau penonton dengan adanya unsur drama, komedi, romantis dan plot twist yang tak terduga.

Bagi yang ingin menonton film Friend Zone (2019), berikut ImajiBlog sudah merangkum sinopsis singkat dan sedikit review yang bisa memberikan gambaran tentang ceritanya.

Sinopsis Film Friend Zone (2019)

Film Friend Zone (2019) mengisahkan tentang dua sahabat, Gink dan Palm, yang telah bersahabat sejak masa SMA. Namun, Palm diam-diam memiliki perasaan lebih dari sekadar persahabatan terhadap Gink.

Ketika Gink meminta Palm untuk menemaninya mengikuti Ayahnya, mereka menemukan bahwa Ayah Gink memiliki hubungan dengan wanita lain selain ibunya. Hal ini membuat Gink kehilangan kepercayaannya pada laki-laki.

Meskipun demikian, mereka memutuskan untuk kembali ke kehidupan mereka. Saat di dalam pesawat, Gink bertanya pada Palm tentang perasaannya, namun Palm memilih untuk berbohong dan menyatakan bahwa dia lebih nyaman sebagai sahabat, takut akan mengalami kehilangan jika mereka berpacaran. Gink yang terluka memutuskan untuk menutup hatinya terhadap Palm.

Beberapa tahun kemudian, setelah lulus SMA, Gink bekerja sebagai manajer sementara Palm menjadi pramugara.

Palm telah berusaha menjalin hubungan dengan wanita lain tanpa berhasil, sementara Gink sudah berpisah dengan pacarnya dan menjalin hubungan baru. Namun, trauma dari masa lalu membuat Gink curiga pada pasangannya yang merupakan produser musik. Gink selalu membuntuti pacarnya, membuatnya meminta bantuan Palm.

Palm, yang selalu mengutamakan permintaan Gink, meninggalkan wanita yang sedang dia temui untuk membantu Gink.

Saat Gink menemukan bahwa pacarnya berselingkuh, dia memanfaatkan perasaan Palm yang mencintainya dengan memberi harapan palsu. Namun, Palm mengetahui rencana Gink dan menjadi marah karena sadar bahwa Gink masih bersama dengan pacarnya.

Gink, dengan tekad bulat, ingin mengakhiri hubungannya dengan pacarnya ketika mereka berada di pantai.

Mereka berdua, Gink dan Palm, kemudian membuat janji untuk mengunjungi sebuah tempat suci bersama-sama, di mana Palm berencana untuk menyatakan perasaannya kepada Gink setelah dia berpisah dengan pacarnya. Namun, ketika pacar Gink mendatanginya dan memohon maaf, Gink tergerak oleh kata-kata sang kekasih dan memutuskan untuk memberinya kesempatan kedua.

Gink mengatakan kepada Palm bahwa dia ingin memberi kesempatan kedua pada pacarnya, meskipun dia telah berselingkuh.

Keputusan Gink tersebut sangat menyakiti perasaan Palm, karena Gink tidak memenuhi janjinya untuk mengakhiri hubungan dengan pacarnya. Namun, Palm juga merasa sulit untuk meninggalkan Gink.

Dalam kekecewaan, Palm memutuskan untuk meninggalkan Gink dan menghindarinya. Tetapi, apa yang terjadi selanjutnya? Apakah Gink dan Palm akan bertemu kembali? Itu hanya bisa kita temukan dengan melanjutkan ceritanya.

Dengan konflik yang berkembang, film Friend Zone (2019) menampilkan dinamika rumit dalam persahabatan dan cinta, membawa penonton melalui kisah emosional yang penuh dengan kebingungan dan pengkhianatan.

Review Film Friend Zone (2019)

Film Friend Zone (2019) membawa penonton ke dalam kisah dua sahabat yang erat sejak masa SMA, yaitu Gink (Baifern Pimchanok) dan Palm (Nine Naphat).

Dari sinopsis film Film Friend Zone (2019) tadi kita sudah bisa memahami jika kisahnya menggambarkan pertarungan emosional yang dialami oleh kedua karakter utama tersebut.

Gink memandang Palm hanya sebagai seorang sahabat, seseorang yang akan selalu ada dalam suka dan duka. Namun, bagi Palm, perasaannya jauh lebih dalam. Ia mengimpikan untuk menjalani sisa hidupnya bersama Gink, bukan hanya sebagai teman, tetapi sebagai pasangan hidup.

Namun, karena Gink tak ingin merusak hubungan persahabatan mereka, dan Palm ragu untuk mengungkapkan perasaannya, hubungan mereka tidak pernah berkembang menjadi lebih serius. Mereka terjebak dalam zona persahabatan.

Meskipun demikian, Palm masih tetap yakin bahwa suatu hari nanti Gink akan membalas perasaannya, meskipun sudah sepuluh tahun berlalu tanpa jawaban yang pasti.

Ketika keduanya memilih jalur hidup masing-masing, Palm tetap menjadi tempat bagi Gink untuk meluapkan segala masalahnya, terutama karena Gink memiliki kepercayaan yang rapuh terhadap pasangannya, Ted (Jason Young), seorang produser musik.

Palm selalu siap mendengarkan dan menemani Gink, bahkan ketika Gink membutuhkannya di negara lain. Meski sibuk dengan pekerjaan dan pasangannya masing-masing, Palm dan Gink sulit dipisahkan.

Palm selalu mendukung Gink dalam menghadapi segala masalah yang dihadapinya. Dan Palm masih memelihara harapan bahwa suatu hari nanti, mereka berdua akan bisa bersama dalam janji suci.

Kira-kira begitulah dinamika hubungan antara Palm dan Gink, meskipun keduanya bukanlah sepasang kekasih.

Selama satu dekade, Palm terjebak dalam zona pertemanan setelah mengungkapkan perasaannya kepada Gink dan menetapkan bahwa ia mencintai Gink sebagai seorang teman.

Selama hampir sepuluh tahun, Palm telah menemani Gink ke mana-mana meskipun hubungan mereka tidak didefinisikan secara romantis, termasuk dalam perjalanan yang melibatkan pengejaran kekasih Gink, Ted (Jason Young), yang diduga berselingkuh dalam perjalanan bisnisnya sebagai produser musik.

Mengapa Gink bertindak sebegitu berani, seolah-olah terobsesi dengan kekasihnya? Ini bukan sekadar upaya untuk membuat cerita yang lucu dalam filmnya. Untuk memahaminya, kita perlu kembali ke masa lalu.

Ketika masih SMA, Gink, dengan bantuan Palm, mengetahui perselingkuhan ayahnya. Tak berapa lama kemudian, kekasih Gink melakukan hal yang sama kepadanya. Merujuk kepada dua peristiwa tersebut, tidak mengherankan jika Gink kini terlihat sedikit paranoid.

Aku pribadi sangat mengapresiasi pendekatan yang diambil oleh penulis naskah, Pattaranad Bhiboonsawade, Thodsapon Thiptinnakorn, dan sutradara, Chayanop Boonprakob, yang tidak terburu-buru mengungkapkan alasan-alasan di balik perilaku Gink.

Ada kemungkinan besar bahwa Gink sendiri tidak menyadari bahwa trauma yang dialaminya menjadi pemicu ketidakpercayaannya. Penonton diberi kesempatan untuk melihat reaksi bawah sadar karakter ini.

Selanjutnya, Friend Zone mengajak kita untuk menikmati perjalanan yang penuh tawa dari dua tokoh utama.

Palm berhasil membuat Gink tertawa untuk menghibur hatinya yang sedih, sementara Gink melakukan berbagai kebodohan yang membuat Palm ikut tertawa dan akhirnya tawa tersebut berubah menjadi perasaan cinta. Cinta yang tumbuh di antara Gink dan Palm, juga cinta yang saya rasakan kepada keduanya.

Kesannya romantis justru karena film Friend Zone (2019) tidak terlalu memaksakan unsur romantisnya.

Keindahan romantisnya terletak pada keberadaan dua individu yang menjadi sumber kebahagiaan satu sama lain. Film Friend Zone (2019) berhasil menghadirkan kisah romantis yang autentik dan menggugah hati.

Salah satu keunggulan film Friend Zone (2019) adalah penggambaran karakter Ted sebagai orang ketiga dalam hubungan Gink dan Palm. Ted digambarkan sebagai pria baik dan berbakat, yang mampu dengan mudah menyelesaikan masalah-masalah rumit di dalam studio rekaman.

Melihat kemampuannya, tidak mengherankan jika Gink tertarik padanya. Sebagai rival cinta, Ted tidak digambarkan sebagai karakter yang terlalu dibuat karikatur.

Meskipun Gink selalu meragukannya, apakah Ted berselingkuh atau tidak tetap menjadi misteri hingga film mencapai paruh akhir.

Kita bisa berasumsi bahwa Palm akan akhirnya mengakui perasaannya dan berhasil merebut hati Gink. Namun, momen tersebut tidak datang dengan cara yang klise dan terburu-buru.

Film Friend Zone (2019) memainkan suasana dengan sabar untuk meningkatkan dampak emosionalnya. Ketika Gink menyadari adanya “sesuatu” yang memicu perasaannya, yang membuatnya merasa campur aduk antara kebahagiaan dan kesedihan.

Dengan begitu, keputusan yang akhirnya diambil oleh Gink menjadi lebih mudah dimengerti. Ini menunjukkan kecakapan Friend Zone dalam mempresentasikan motivasi karakternya.

Kesimpulan

Dalam kesimpulannya, film Friend Zone (2019) menawarkan pengalaman yang memikat bagi para penonton dengan menggali kompleksitas hubungan persahabatan dan cinta.

Dari kisah Palm dan Gink, kita belajar tentang pengorbanan, kepercayaan, dan kesabaran dalam mencari dan mempertahankan cinta.

Film Friend Zone (2019) berhasil menghadirkan karakter-karakter yang kuat dan memukau, serta menampilkan plot twist yang tak terduga.

Dengan komedi yang segar dan romansa yang mengharukan, film Friend Zone (2019) mengajak kita untuk merenung tentang arti sejati dari persahabatan dan cinta dalam hidup kita.

Jika kamu tertarik, kamu bisa menonton film Friend Zone (2019) dengan teks terjemahan dalam Bahasa Indonesia.

JudulFriend Zone
Judul AlternativeRawang… Sinsud thang pheuxn
SutradaraChayanop Boonprakob
PenulisPattaranad Bhiboonsawade, Chayanop Boonprakob & Thodsapon Thiptinnakorn
PemeranPimchanok Luevisadpaibul, Naphat Siangsomboon, Jason Young, …
GenreComedy & Romance
Tanggal Rilis2 Agustus 2019 (Amerika Serikat)
Durasi1 Jam 58 Menit
BahasaThai, Central Khmer, English, Mandarin & Cantonese
Rumah ProduksiJorkwang Films
Film Friend Zone (2019)

Tinggalkan Komentar

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Scroll to Top