Film Classic Again (2020) adalah sebuah drama Thailand yang merupakan remake dari film Korea Selatan tahun 2003 berjudul “The Classic”, yang diperankan oleh Son Ye Jin.
Film Thailand ini, yang dirilis pada tahun 2020, menampilkan Mint Ranchrawee Uakoolwarawat, New Thitipoom Techa-apaikhun, dan Gee Sutthirak Subvijitra sebagai pemeran utama.
Dengan durasi 2 jam 3 menit, movie ini menceritakan kisah cinta segitiga antara seorang ibu dan putrinya, yang terjadi di zaman yang berbeda namun dengan alur kisah yang hampir mirip.
Meskipun merupakan remake dari “The Classic”, film Thailand ini memiliki beberapa perubahan dalam alur cerita, meskipun tetap mempertahankan esensi dari versi aslinya.
Berikut ImajiBlog sudah merangkum sinopsis dan review dari film Classic Again (2020) yang bisa kamu simak sebagai pertimbangan sebelum menonton filmnya.
Sinopsis Film Classic Again (2020)
Cerita film Classic Again (2020) mengisahkan tentang cinta segitiga antara dua sahabat dekat, Bota dan Poppy, yang keduanya jatuh hati pada seorang mahasiswa arsitektur tampan di kampus mereka.
Ketika ibu Bota, Dalah, yang sedang bekerja di Korea Selatan, meminta bantuan Bota untuk mencarikan surat tanah yang disimpan di lemari.
Namun, saat membantu ibunya, Bota justru menemukan sebuah kotak kayu yang berisi barang-barang berharga milik ibunya dan cinta pertamanya sebelum bertemu dengan Ayah Bota.
Di dalam kotak tersebut, Bota menemukan surat-surat dan foto-foto yang mengungkapkan kisah cinta antara Dalah dan Kajorn, cinta pertama ibunya.
Kisah cinta antara Dalah dan Kajorn terungkap melalui surat-surat dan foto-foto yang ditemukan Bota.
Mereka bertemu secara tak terduga pada masa liburan, dan pertemuan mereka di sebuah rumah hantu di seberang danau meninggalkan kesan yang mendalam bagi keduanya.
Namun, meskipun cinta mereka begitu manis, akhir cerita mereka tidak bahagia, sehingga Dalah harus berpisah dengan Kajorn.
Bota, terinspirasi oleh kisah cinta ibunya, memilih untuk memperjuangkan cintanya pada Non, mahasiswa arsitektur yang menjadi incarannya. Ia menyadari pentingnya mengambil pelajaran dari kisah cinta ibunya agar tidak mengulangi kesedihan yang dialami ibunya.
Review Film Classic Again (2020)
Sebagai sebuah remake, film Classic Again (2020) bisa dibilang tidak membawa sentuhan yang baru, apalagi mengguncang fondasi yang telah dibangun oleh The Classic (2003), yang menampilkan Son Ye-jin, Jo In-sung, dan Cho Seung-woo sebagai pemeran utamanya.
Hal tersebut menciptakan dua sisi yang berbeda. Pertama, nilai film ini jelas tidak sebesar versi aslinya. The Classic (yang kemudian diikuti oleh A Moment to Remember) adalah pelopor dalam gelombang melodrama Korea Selatan, sementara Classic Again muncul 17 tahun kemudian ketika formula yang serupa sudah terlalu sering kita saksikan.
Namun, sisi yang kedua (yang lebih positif) adalah kesetiaannya dalam mengadaptasi, debut penyutradaraan Thatchaphong Suphasri mampu menghadirkan nostalgia bagi para penggemar.
Classic Again (2020) memahami momen-momen ikonik dari film aslinya, dan berhasil merekam ulangnya dengan baik.
Ketika dua tokoh utamanya berlari di bawah hujan dengan hanya sebuah jaket melindungi kepala mereka, sambil ditemani lagu One Memory (versi Thailand dari Me to You, You to Me), Anda akan tersenyum melihat kembali masa-masa indah cinta pertama.
Ranchrawee Uakoolwarawat patut dipuji karena mampu memainkan dua karakter berbeda, Bota dan ibunya, Dala dengan baik, meskipun kisah cinta keduanya terpisah puluhan tahun.
Tinggal sendirian di Thailand sementara sang ibu berada di Korea (salah satu referensi terhadap The Classic selain kemunculan poster), Bota seringkali tenggelam dalam surat-surat cinta ibunya.
Kisahnya bergerak maju-mundur, kadang melemparkan kita ke masa lima dekade lalu, ketika romansa antara Dalah dan Kajorn (Thitipoom Techaapaikhun) berlangsung.
Bota kemudian mengadaptasi surat-surat dari ibunya tersebut ke dalam sebuah naskah pertunjukan, di mana Non (Sutthirak Subvijitra) berperan sebagai pemeran pria utama.
Meskipun diam-diam menyukai Non, Bota menghadapi dilema karena sahabatnya, Tanil (Samitpong Sakulponghcai), juga menyukai Non, bahkan berperan sebagai pemeran wanita utama di pertunjukan tersebut.
Perjalanan selanjutnya menggambarkan bagaimana takdir bermain dalam menyatukan dua hati, dengan segala kejutannya.
Classic Again (2020) menunjukkan kesetiaannya terhadap film aslinya dengan begitu kuat hingga Anda bisa membuat checklist berisi adegan-adegan penting yang telah disertakan kembali.
Semua adegan tersebut dapat dengan mudah dicatat. Namun, sayangnya, terkadang proses pemenuhan checklist tersebut membuat film terasa seperti hanya menjalankan tugasnya tanpa memberikan narasi yang organik.
Akibatnya, pergerakan ceritanya terkadang terasa terburu-buru (meskipun seperti The Classic, tempo ceritanya cenderung lambat dibandingkan dengan banyak romansa modern), dan beberapa momen penting terlewati tanpa memberikan kesan yang berarti.
Contohnya adalah keputusan mengejutkan dari salah satu karakter yang seharusnya memiliki peran penting dalam keputusan protagonis, namun terasa kurang memberikan dampak yang signifikan dalam perkembangan cerita.
Menurut pandanganku, walaupun kisah cinta dalam film Classic Again (2020) mungkin terdengar klise dan memiliki beberapa masalah, namun hal tersebut sama sekali tidak mengurangi kualitas keseluruhan film.
Penggunaan alur maju-mundur tidak membuat penonton kebingungan dan tetap dapat fokus pada cerita para tokoh.
Di bagian pertengahan hingga menjelang akhir film Classic Again (2020), penonton disuguhkan dengan kisah sedih yang penuh harap, yang berhasil menghadirkan emosi yang dirasakan oleh para pemain. Ditambah dengan banyaknya adegan hujan, suasana film semakin terasa hangat dan dekat.
Bagi mereka yang telah menonton versi aslinya, Classic Again (2020) mungki tidak membawa nuansa yang baru dalam alur ceritanya.
Sejumlah adegan klasik yang tak terlupakan pun direproduksi dengan cermat. Meskipun begitu, remake Thailand ini setidaknya berhasil memperbaiki beberapa kekurangan yang ada pada The Classic, terutama dalam pengembangan kisah cinta karakter utamanya.
Walaupun demikian, film Classic Again (2020) tetap menjadi tontonan yang patut disimak bagi para penggemar film romantis, khususnya mereka yang menyukai cerita-cerita yang mengangkat tema cinta pertama.
Kesimpulan
Secara keseluruhan film Classic Again (2020) mungkin tidak membawa inovasi besar dalam alur ceritanya bagi mereka yang sudah akrab dengan versi aslinya.
Meskipun demikian, film satu ini tetap menawarkan pengalaman yang menyenangkan, terutama bagi para penggemar film romantis Thailand yang menginginkan suasana nostalgia dan kehangatan dari kisah cinta pertama.
Dengan kesetiaannya dalam mengadaptasi momen-momen klasik dari versi aslinya, Classic Again berhasil mempertahankan daya tariknya sendiri.
Meskipun demikian, ada beberapa kelemahan yang terlihat, terutama dalam pengembangan karakter dan kecepatan alur cerita.
Namun, bagi mereka yang menginginkan hiburan yang ringan dan penuh dengan kenangan indah, film Classic Again (2020) tetap menjadi pilihan yang layak untuk dinikmati.
Judul | Classic Again |
Judul Alternative | Cơn Mưa Tình Đầu |
Sutradara | Thatchaphong Suphasri |
Penulis | Apichet Kamphu & Kiat Songsanant |
Pemeran | Thitipoom Techaapaikhun, Ranchrawee Uakoolwarawat, Gee Sutthirak Subvijitra, … |
Genre | Drama & Romance |
Tanggal Rilis | 6 Februari 2020 (Thailand) |
Durasi | 2 Jam 3 Menit |
Bahasa | Thai |
Rumah Produksi | CJ Major Entertainment |
Kenalin aku seorang pakar dunia hiburan/entertainment. Aku suka banget nulis tentang film, musik, dan lain sebagainya. Dengan pengetahuan yang luas tentang dunia hiburan, aku Siti Ayunda akan membagikan ulasan berharga, rekomendasi yang menarik, dan artikel seputar entertainment.